Milad ke 47 Pesantren Khusus Yatim As Syafiiyah Berlangsung Khidmad, Pelawak Tarzan Hadir Memberikan Pesan

“Apa pun kendalanya, kami sekeluarga bertekad mengasuh anak-anak yatim, sesuai amanah Ibunda kami,” ujarnya pada Milad ke 47 Pesantren Khusus Yatim yang berlangsung di Aula Yatama, Kampus 2 UIA, Jl. Raya Jatiwaringin-Pondok Gede, Jumat 10 Januari 2025.

banner 120x600
banner 468x60

Bekasi, detikviral.com – Pimpinan dan Penanggungjawab Pesantren Khusus Yatim As Syafiiyah Prof. DR. H. Dailami Firdaus , SH, LLM., MBA kembali menegaskan tekadnya untuk mengasuh dan mendidik anak-anak yatim, warisan Ibundanya.

“Apa pun kendalanya, kami sekeluarga bertekad mengasuh anak-anak yatim, sesuai amanah Ibunda kami,” ujarnya pada Milad ke 47 Pesantren Khusus Yatim yang berlangsung di Aula Yatama, Kampus 2 UIA, Jl. Raya Jatiwaringin-Pondok Gede, Jumat 10 Januari 2025.

banner 325x300

Dijelaskan Bang Dai sapaan akrab Prof. Dailami, jumlah santri yatim saat ini 300 orang, berasal dari 22 Propinsi di Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke. Semua biaya pendidikan gratis.

“Setiap bulannya saya membutuhkan dana sekitar 240 juta rupiah. Pengeluaraan yang paling banyak untuk biaya makan santri 3 kali sehari. Alhamdulillah semua tercukupi. Santri tidak pernah tidak makan,” tuturnya.

Milad ke 47 Pesantren Yatim Khusus Yatim berjalan khidmad. Dipandu langsung oleh Bang Dai. Diawali dengan paduan suara, dilanjutkan pembacaan puisi karya Almarhumah Dr. Tutty Alawiyah, testimoni-testimoni oleh para santri dan selingan lawak apik oleh pelawak-pelawak Paski.

Yang menarik adalah testimoni santri Rocky dari Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Rocky sudah jadi mualaf, sementara Ibunya non Muslim. Kemudian Roky juga membawa adiknya untuk nyantri , yang kemudian adiknya juga mualaf.

Ikut meramaikan Milad sejumlah artis Persatuan Seniman Komedi Indonesia (PASKI), seperti Tarsan dan Bopak, serta civitas akademika UIA.

Motivasi Tarsan
Sementara itu pelawak senior Tarsan ikut memotivasi yatim As Syafi’iah agar tetap bersemangat, rajin belajar dan berdisplin tinggi. Sehingga kelak bisa menjadi orag sukses.

“Sukses itu bisa dicapai oleh siapa saja. Tidak tergantung asal usul keturunan. Tidak tergantung yatim dan bukan yatim. Asal mau bekerja keras, rajin dan berdisiplin, maka sukses akan bisa diraih,” tutur Tarsan dengan gayanya yang khas.

Tarsan mencontohkan dirinya sendiri. Ia mengakui, semasa kecil, kehidupan orang tuanya juga sulit. Pendidikannya tidak tinggi-tinggi amat. Tetapi dia punya tekad untuk menjadi orang terkenal.
“Saya ini cuma punya ijazah S1,”ungkapnya kelihatan serius. “Tahu S1?” Tanya Tarsan lagi. “S1 saya adalah SMP. Jadi saya cuma punya ijasah SMP saja,” jawabnya, yang disambut riuh oleh seluruh yatim.

“Tapi saya punya tekad untuk menjadi orang sukses. Alhamdulillah akhirnya sukses itu datang. Saya jadi terkenal,” urainya seirus.

Yang penting, lanjut Tarsan, jika sudah sukses jangan jadi orang sombong. “Tetap rendah hati dan selalu siap menolong orang lain, seperti yang dicontohkan Bang Da’i yang setia mengasuh 300 anak-anak yatim di pesantren ini,” seloroh Tarsan yang juga sebagai Dewan penasehat PASKI.* (tiar/dv/ pjmi)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *